#1
Hujan itu turun saat air mata Arin mengalir. Air hujan itu seakan-akan menggambarkan keadaannya sekarang ini. Alda juga yang saat itu berda di samping Arin ikut merasakan apa yang di rasakan Arin, seakan-akan ia ikut larut kedalam perasaan sahabatnya itu.
“hey kenapa kalian?” sapa Tiara
“ngga, kita ngga kenapa-napa ko yah kan Rin?” jawab Alda sambil melirik kearah Arin yang sekarang mencoba menghapus air matanya.
“ya udah deh kalian gitu, ngga mau berbagi sama temen yah!” jawab Tiara ketus
“maaf” jawab Arin singkat
Arin yang memang memiliki sifat cuek tapi perasa itu sedang di landa rindu, ia amat merindukan keluarganya terutama ayahnya. Ia sekarang tidak tinggal bersama kedua orang tuanya lagi, ia hanya tinggal bersama ibunya.
Sejak kecil tepatnya saat Arin berumur 5 tahun orang tuanya sudah pisah dan arin tinggal bersama ibunya. sekarang arin sudah menginjak umur 13 tahun dan ia duduk di bangku sebuh sekolah swasta yaitu di smp merah putih. Arin yang pintar itu sering kali menangis, ia selalu merasa iri dengan teman-temannya yang lain karena mereka memiliki keluarga yang utuh.
“teng…teng…teng” suara bel sekolah memecahkan lamunan Arin
“ayo cepat Rin, belnya udah bunyi tuh” sahut Alda
“yu” kata Arin singkat
Saat pelajaran berlangsungpun arin merasa tidak fokus, pikirannya kemana-mana. Tiba-tiba terlintas sebuah nama di benak Arin, nama yang begitu sangat di ingatnya dan selalu mengelilingi memori otaknya yaitu Razwar. Razwar adalah kakak kelasnya, seorang senior yang memang di kaguminya sejak ia menginjak bangku smp.
Banyak teman-teman Arin yang tidak menyukai sosok Razwar itu karena mereka menganggap bahwa Razwar itu tidak pantas untuk arin yang cantik dan pintar itu sedangkan Razwar. Memang sih Razwar juga memiliki perawakan yang cukup menarik tapi sifat Razwar yang amburantak itu yang bikin banyak orang illfeel padanya. Akan tetapi Arin tidak menghiraukan perkataan teman-temannya itu, yang ia rasakan bahwa RAzwar adalah sosok yang berpengaruh di masa lalunya. Entahlah entah kenapa hal itu terjadi pada dirinya.
“hey kau”
Suara itu terdengar begitu nyaring di telinga arin, ternyata suara tersebut ialah suara Bu Astrid. Seketika arin terkejut karena waktu itu ia sedang melamun.
“eh eh ia bu ada apa?” jawab arin
“ada apa…kamu yah ngga ngedengerin ibu!! Sanah kerjain soal di depan!!”
Arin yang memang tidak mendengarkan apa yang di sampaikan Ibu Astrid merasa sangat kaget dan deg-degan.
“iya bu” jawab Arin masih dengan nada cueknya
Ketika Arin mencoba mengerjakan soal di papan tulis, tiba-tiba bel pulang berbunyi. dengan reflek anak-anak di ruangan itu berhamburan keluar. Dan Arin yang sedang berada di depan papan tulis ikut bersama mereka berhamburan keluar.
Saat ia berada di depan kelas VIIIc ia melihar Razwar sang idola hatinya sedang berbicara dengan seorang ibu guru yaitu ibu Bila dan ia di temani seorang laki-laki yang umurnya sekitar kepala 4. Arin mengira orang yang ada di samping Razwar tersebut adalah ayah Razwar, ya memang dialah ayah Razwar.
Sesampainya di rumah Arinpun melakukan kegiatannya seperti biasa. Membantu ibunya dan belajar, itulah ritua-ritual yang sudah menjadi kegiatan rutin di rumahnya. Tiada kegiatan lain selain hal tersebut.
Besok adalah akhir pekan akan tetapi Arin belum mempunyai rencana berlibur dan memang ia jarang sekali berlibur. Tiba-tiba ia teringat kejadian tadi siang di sekolah. Yo dia memang selalu mengingat laki-laki itu. Tapi sekarang ia bukan hanya mengingat laki-laki itu dia juga mengingat sosok yang berada di dekatnya. Ia sangat menginginkan sosok itu. Ia sangat merindukan sosok itu.
“mam” sapa Arin pada mamanya
“iyah, apa say?” jawab mamanya
“besok kita berkunjung ke rumah papa yu? Kan udah lama ngga ke sana, Arin kangen papa”
Tiba-tiba mamanya terdiam, entah apa yang ada di pikiran mamanya. Tapi setahu Arin pasti mamanya akan sangat tidak setuju atas apa permintaan arin tersebut.
“ngapain?” jawab mamanya singkat
“yah ketemulah ma, Arinkan udah lama ngga ketemu papa” jawab Arin dengan suara yang agak meninggi
“mamakan udah bilang, kamu ngga perlu lagi ketemu dengan papamu”
“mama jahat, mama ngga pernah ngerti aku!!” jawab Arin dan ia pun pergi berlali ke kamarnya.
Saat itu mamanya merasa sangat sedih karena ternyata anaknya begitu sangat membencinya. Membenci dirinya yang sudah merawatnya dari kecil hanya karena ia ingin bertemu dengan papanya. Memang semuanya salah mamanya karena ke egoisannyalah anaknya membenci dirinya. Tapi ia memang merasa masih sakit hati oleh laki-laki yang pernah menemani hidupnya selama kurang lebih 5 tahun itu.
Terlepas dari lamunannya wanita yang berumur sekitar 35 tahun itu menyusul anaknya ke kamarnya. Dan ia mengetuk pintu kamarnya yang ternyata terkunci itu. Ia merasa semakin tertusuk atas apa yang di lakukan anaknya terhadap dirinya. Dan tiba-tiba air mata itu mengalir dari mata sang mama.
Di dalam kamarpun Arin terus menangis, perasaannya begitu hancur. Ia ingin sekali bertemu sosok itu, sosok papa yang ia dambakan sejak dulu. Akan tetapi semuanya mungkin takkan pernah terjadi seperti yang diharapkan arin. Karena dia juga sangat menyayangi mamanya dan ia pun tidak mungkin terus-menerus membuat mamanya menangis.
“Arin, buka pintunya sayang, mama mau bicara” kata mama Arin dengan isak tangis
“buat apa? Toh mama ngga bakalan bawa aku ketemu papa” jawab Arin lirih
“mama janji bakalan bawa kamu ketemu dengan papa kamu sayang” ujar mamanya pelan
“benarkah? Tapi Arin bukan hanya mau itu ma, Arin juga ingin kita tinggal bersama lagi, arin bosen Arin iri liat temen-temen ma” jawab Arin sambil merajuk dengan kata-katanya.
“ia sayang apa yang kamu inginkan itu mungkin akan terwujudkan, tapi mama mohon buka pintunya dulu, mama mau masuk” jawab mamanya. Lalu Arinpun membuka pintu kamarnya dan membiarkan mamanya masuk ke kamarnya itu tanpa menjawab mamanya.
“makasih sayang. Maafin mama karena mama belum cerita sama kamu, beberapa minggu ini mama memang sering bertemu dengan papamu, ia banyak berubah dan ternyata masalah yang telah kita alami beberapa tahun ini hanyalah salah paham dan kini mama rasa mama bisa memaafkan papamu itu”
Arin seketika berubah expressi, ia merasa kaget dan bahagia. Karena ternyata mamanya sudah mau memaafkan papanya. Arin pun memeluk mamanya dan mengucapkan “makasih mama, I love u. ini baru namanya family” family yang di maksud arin adalah Father and Mother I Love You.
# tunggu kelanjutannya ;)
Hujan itu turun saat air mata Arin mengalir. Air hujan itu seakan-akan menggambarkan keadaannya sekarang ini. Alda juga yang saat itu berda di samping Arin ikut merasakan apa yang di rasakan Arin, seakan-akan ia ikut larut kedalam perasaan sahabatnya itu.
“hey kenapa kalian?” sapa Tiara
“ngga, kita ngga kenapa-napa ko yah kan Rin?” jawab Alda sambil melirik kearah Arin yang sekarang mencoba menghapus air matanya.
“ya udah deh kalian gitu, ngga mau berbagi sama temen yah!” jawab Tiara ketus
“maaf” jawab Arin singkat
Arin yang memang memiliki sifat cuek tapi perasa itu sedang di landa rindu, ia amat merindukan keluarganya terutama ayahnya. Ia sekarang tidak tinggal bersama kedua orang tuanya lagi, ia hanya tinggal bersama ibunya.
Sejak kecil tepatnya saat Arin berumur 5 tahun orang tuanya sudah pisah dan arin tinggal bersama ibunya. sekarang arin sudah menginjak umur 13 tahun dan ia duduk di bangku sebuh sekolah swasta yaitu di smp merah putih. Arin yang pintar itu sering kali menangis, ia selalu merasa iri dengan teman-temannya yang lain karena mereka memiliki keluarga yang utuh.
“teng…teng…teng” suara bel sekolah memecahkan lamunan Arin
“ayo cepat Rin, belnya udah bunyi tuh” sahut Alda
“yu” kata Arin singkat
Saat pelajaran berlangsungpun arin merasa tidak fokus, pikirannya kemana-mana. Tiba-tiba terlintas sebuah nama di benak Arin, nama yang begitu sangat di ingatnya dan selalu mengelilingi memori otaknya yaitu Razwar. Razwar adalah kakak kelasnya, seorang senior yang memang di kaguminya sejak ia menginjak bangku smp.
Banyak teman-teman Arin yang tidak menyukai sosok Razwar itu karena mereka menganggap bahwa Razwar itu tidak pantas untuk arin yang cantik dan pintar itu sedangkan Razwar. Memang sih Razwar juga memiliki perawakan yang cukup menarik tapi sifat Razwar yang amburantak itu yang bikin banyak orang illfeel padanya. Akan tetapi Arin tidak menghiraukan perkataan teman-temannya itu, yang ia rasakan bahwa RAzwar adalah sosok yang berpengaruh di masa lalunya. Entahlah entah kenapa hal itu terjadi pada dirinya.
“hey kau”
Suara itu terdengar begitu nyaring di telinga arin, ternyata suara tersebut ialah suara Bu Astrid. Seketika arin terkejut karena waktu itu ia sedang melamun.
“eh eh ia bu ada apa?” jawab arin
“ada apa…kamu yah ngga ngedengerin ibu!! Sanah kerjain soal di depan!!”
Arin yang memang tidak mendengarkan apa yang di sampaikan Ibu Astrid merasa sangat kaget dan deg-degan.
“iya bu” jawab Arin masih dengan nada cueknya
Ketika Arin mencoba mengerjakan soal di papan tulis, tiba-tiba bel pulang berbunyi. dengan reflek anak-anak di ruangan itu berhamburan keluar. Dan Arin yang sedang berada di depan papan tulis ikut bersama mereka berhamburan keluar.
Saat ia berada di depan kelas VIIIc ia melihar Razwar sang idola hatinya sedang berbicara dengan seorang ibu guru yaitu ibu Bila dan ia di temani seorang laki-laki yang umurnya sekitar kepala 4. Arin mengira orang yang ada di samping Razwar tersebut adalah ayah Razwar, ya memang dialah ayah Razwar.
Sesampainya di rumah Arinpun melakukan kegiatannya seperti biasa. Membantu ibunya dan belajar, itulah ritua-ritual yang sudah menjadi kegiatan rutin di rumahnya. Tiada kegiatan lain selain hal tersebut.
Besok adalah akhir pekan akan tetapi Arin belum mempunyai rencana berlibur dan memang ia jarang sekali berlibur. Tiba-tiba ia teringat kejadian tadi siang di sekolah. Yo dia memang selalu mengingat laki-laki itu. Tapi sekarang ia bukan hanya mengingat laki-laki itu dia juga mengingat sosok yang berada di dekatnya. Ia sangat menginginkan sosok itu. Ia sangat merindukan sosok itu.
“mam” sapa Arin pada mamanya
“iyah, apa say?” jawab mamanya
“besok kita berkunjung ke rumah papa yu? Kan udah lama ngga ke sana, Arin kangen papa”
Tiba-tiba mamanya terdiam, entah apa yang ada di pikiran mamanya. Tapi setahu Arin pasti mamanya akan sangat tidak setuju atas apa permintaan arin tersebut.
“ngapain?” jawab mamanya singkat
“yah ketemulah ma, Arinkan udah lama ngga ketemu papa” jawab Arin dengan suara yang agak meninggi
“mamakan udah bilang, kamu ngga perlu lagi ketemu dengan papamu”
“mama jahat, mama ngga pernah ngerti aku!!” jawab Arin dan ia pun pergi berlali ke kamarnya.
Saat itu mamanya merasa sangat sedih karena ternyata anaknya begitu sangat membencinya. Membenci dirinya yang sudah merawatnya dari kecil hanya karena ia ingin bertemu dengan papanya. Memang semuanya salah mamanya karena ke egoisannyalah anaknya membenci dirinya. Tapi ia memang merasa masih sakit hati oleh laki-laki yang pernah menemani hidupnya selama kurang lebih 5 tahun itu.
Terlepas dari lamunannya wanita yang berumur sekitar 35 tahun itu menyusul anaknya ke kamarnya. Dan ia mengetuk pintu kamarnya yang ternyata terkunci itu. Ia merasa semakin tertusuk atas apa yang di lakukan anaknya terhadap dirinya. Dan tiba-tiba air mata itu mengalir dari mata sang mama.
Di dalam kamarpun Arin terus menangis, perasaannya begitu hancur. Ia ingin sekali bertemu sosok itu, sosok papa yang ia dambakan sejak dulu. Akan tetapi semuanya mungkin takkan pernah terjadi seperti yang diharapkan arin. Karena dia juga sangat menyayangi mamanya dan ia pun tidak mungkin terus-menerus membuat mamanya menangis.
“Arin, buka pintunya sayang, mama mau bicara” kata mama Arin dengan isak tangis
“buat apa? Toh mama ngga bakalan bawa aku ketemu papa” jawab Arin lirih
“mama janji bakalan bawa kamu ketemu dengan papa kamu sayang” ujar mamanya pelan
“benarkah? Tapi Arin bukan hanya mau itu ma, Arin juga ingin kita tinggal bersama lagi, arin bosen Arin iri liat temen-temen ma” jawab Arin sambil merajuk dengan kata-katanya.
“ia sayang apa yang kamu inginkan itu mungkin akan terwujudkan, tapi mama mohon buka pintunya dulu, mama mau masuk” jawab mamanya. Lalu Arinpun membuka pintu kamarnya dan membiarkan mamanya masuk ke kamarnya itu tanpa menjawab mamanya.
“makasih sayang. Maafin mama karena mama belum cerita sama kamu, beberapa minggu ini mama memang sering bertemu dengan papamu, ia banyak berubah dan ternyata masalah yang telah kita alami beberapa tahun ini hanyalah salah paham dan kini mama rasa mama bisa memaafkan papamu itu”
Arin seketika berubah expressi, ia merasa kaget dan bahagia. Karena ternyata mamanya sudah mau memaafkan papanya. Arin pun memeluk mamanya dan mengucapkan “makasih mama, I love u. ini baru namanya family” family yang di maksud arin adalah Father and Mother I Love You.
# tunggu kelanjutannya ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar